Menyenangkan bagi saya adalah jam 6 sampai jam 8 pagi. Ketika
pagi masih cukup remaja, tak teralu muda, tak teralu renta. Ketika hidup masih
baru dan manusia memaksa bangun terkantuk-kantuk. Ketika orang orang mulai hari
dengan segelas teh manis dan sepiring nasi, atau seporsi roti lengkap dengan
selai atau mentega atau keju di tengah nya, atau hanya segelas air, atau hanya
sesederhana segenggam doa pada ibadah pagi muda.
Menyenangkan adalah jam 6 sampai jam 8 pagi. Ketika udara
masih tak teralu kejam, terhirup masuk ke paru-paru, dan oksigen masih ramah
merasuk ke sel darah. Ketika matahari masih bergerak malu mempersiapkan energi
penuh di terik kemudian. Ketika embun masih sudi mampir diatas rumput, menemani
suara burung berkicau yang mungkin sebenarnya juga lapar dan ingin makan, atau
pergi bekerja, seperti manusia. Ketika manusia mulai mau tak mau bergerak demi
menghidupkan hari, demi hidup sendiri. Ketika anak anak merengek tak ingin
mandi dan bersekolah sementara sang ibu tak ambil pusing mengguyur si anak
dengan segayung air.
Ada yang menyenangkan dari jam 6 sampai jam 8 pagi. Saat lantai
masih cukup dingin untuk dipijak. Saat selimut masih mungkin melekat. Saat kantuk
masih tak mau beranjak. Namun realita sudah merengek mengajak.
Ada yang selalu menyenangkan dari jam 6 sampai jam 8 pagi. Saat
kau masih terlelap dengan wajah letih itu. Saat kau terbaring tak sadar dengan
posisi sesuka mu, tangan di kepala, kaki tersandar pada dinding, selimut
disamping telinga, dan badan tertindih guling. Saat kau enggan terbangun dan tetap hidup dalam mimpi walau
surya pagi mengintip dari celah jendela.
Menyenangkan bagi
saya adalah jam 6 sampai jam 8 pagi. Saat saya mengingat kembali semua gambaran itu. Kau,
dan apapun yang kau lakukan dari jam 6 sampai jam 8 pagi.