Ini cerita dari
pikiran sederhana saya yang mudah saja terlintas di benak ketika saya sedang
berada di dalam bus.
Saat itu pagi
hari, matahari bersinar terang, seperti biasanya
Hiruk pikuk kota
yang ramai, seperti biasanya
Asap dan debu
kendaraan motor khas kota industri, seperti biasanya
Saya dan ransel
saya siap menuju ke kota realita, seperti biasanya
Bus merah besar
jurusan Ps. Rebo, seperti biasanya
Penumpang-penumpang
yang kebanyakan tertidur, seperti biasanya
Namun, ada satu
pemandangan yang terlihat berbeda di mata saya pada saat itu.
Ada seorang ibu
yang sedang memangku anaknya yang masih bayi.
Bayi yang masih
kecil,
Bayi yang belum
tumbuh rambutnya.
Masih gundul.
Ibu itu bukan
hanya sekedar memangku, tapi mengajaknya bermain
Bermain kata,
Bernyanyi
Membuat bayi
terus tertawa dan melupakan penatnya perjalanan bus
Memberikan nya
susu, ketika si bayi gundul menangis karena haus
Ketika bayi
gundul itu mulai merasa tak nyaman,
Berganti si ibu
menyanyi
Menidurkan si
bayi gundul di pangkuannya.
Pertanyaannya,
Apakah si bayi
yang nantinya dewasa akan berlaku demikian kepada ibu nya yang menua?
Kepada ibu nya
yang mungkin saja mulai kehilangan helai-helai rambut indahnya?
Kepada ibunya
yang mungkin saja berubah gundul?
Apa iya nanti si
anak akan tetap menjaga ibu nya di usia senja nya?
Apa iya si anak
akan tetap sabar mengajak ibu nya berbicara dalam kealpaannya berkomunikasi?
Apa iya si anak
nanti menyanyikan lagu pengantar tidur?
Apa iya nanti si
anak menenangkan ibu nya?
Lalu saya
berkaca,
Mengingat orangtua
saya,
We are too busy
growing up, then forget our parents are growing old.
No comments:
Post a Comment