"Terkadang, saya
bingung dengan hidup saya sendiri. Maunya apa?”
”Maunya
pangeran?”
”Iya.”
”Pangeran itu
hanya untuk putri, bodoh. Sudahlah banyak pemuda baik lain untuk mu. Lihat.... si pujangga, si pekerja
lokomotif, si penenun, si pedagang kota seberang....”
“Banyak.”
“Kau saja yang
teralu banyak meminta.”
“Pangeran itu…….”
“…dibiasakan
untuk ramah ke semua orang.”
“Memang….”
“….bukan hanya
padamu.”
“Sudahlah, jangan
kau berubah dungu. Pakai otak mu. Sudah teralu lama kau begini. Belajarlah.”
”Mulai
sekarang....”
”Pilih.”
”Bukan pangeran.”
No comments:
Post a Comment