Apa yang kau
pikirkan jika kata “melambat” hadir di benak?
Ketertinggalan?
Kesusahan? Menyusahkan? Kekalahan?
Bagi saya,
melambat tidak selalu berarti memburuk.
Terkadang,
Melambat itu
lebih baik dari mengejar.
Semacam melihat
keadaan dan menikmatinya.
Melambat bukan
selalu berarti ketinggalan.
Terkadang,
berarti berjeda, mencermati, dan menyeimbangkan.
Melambat bukan
berarti telat.
Terkadangm
melambat membuat mu berpikir lebih dalam, mencari celah yang tepat yang justru
nanti menyelamatkan.
Melambat itu
kesempatan.
Kesempatan dari
Tuhan.
Kesempatan untuk
belajar mengamati dan menikmati.
Melambat itu
anugrah.
Melambat itu
mencintai diri sendiri.
Karena kau
membiarkan dirimu bersuara, untuk diri mu sendiri.
Mendengarkan apa
yang dikatakan nurani, lalu berjeda sebelum bertindak tepat.
Bukan kah dengan
melambat
Kau jadi mengerti
Bagaimana di
sekitar mu
Berapa banyak
lubang yang kau temui
Berapa macam
pilihan jalan yang bisa kau tempuh
Mengestimasi dan
menganalisa jalan yang paling aman
Meminimalisasi
kenyataan hasil gegabah
Tidak ada
salahnya melambat.
Jika memang itu
yang diperlukan.
Terkadang, teralu
lama kita berlari.
Mengejar sesuatu
yang bahkan sepertinya bukan kita yang mau.
Menuruti
keinginan kanan kiri yang sebenarnya hanya berlalu.
Namun kita
menanggapi teralu.
Terkadang,
Memang seharusnya
kita melambat.
Melambat itu bernafas.
Menyeimbangkan
dan menyelamatkan.
No comments:
Post a Comment