Pagi ini pagi yang sama
Pagi ketika bangun dengan mata terbuka dan hembusan nafas sadar pertama
dan juga dengan perih yang sama
Selamat pagi, Dunia
Tak mengapa ku menyapa dengan gelintir pedih di dada
Terselipkan nyeri menusuk tiap hela
Mengalir kegetiran seakan di darah
Lara adalah bimbing semesta
Menuju dewasa dalam makna harmonisasi jiwa
Saat pedih itu berbuah tangis, tak tahu kapan,
sesungguhnya akan datang manis
Biarkan tiap hela mengalirkan ketenangan
Walau degup pilu menyerta di tiapnya
Biarkan jiwa merasa
Lantas sendu ini menjadi biasa
Selamat pagi, Dunia
Pagi ini hanya percaya
Insan ini sedang berjuang
Insan ini sedang belajar
Luka adalah lumrah
No comments:
Post a Comment