February 21, 2013

Kepada yang Belajar Tahu Malu


Kepada yang Belajar Tahu Malu,

Ada sesuatu yang memang seharusnya tak sering. Lalu, menghela lah. Karena segala nya tak perlu terlalu. Maka jika sesaat mengusik, bertahanlah. Karena semuanya ada gunanya. Apalagi memang terdapat percakapan dahulu. Semuanya tak perlu terlalu. Memang kala itu terkesan hanya lalu, namun kali ini saatnya tahu malu. Bungkam saja, karena yang terlalu menyulut bahaya. Di masa depan, kata nya. Yasudah, apa boleh dikata. Diam saja, walau terhenyak jadi gantinya. Ini nama nya belajar, belajar menahan, belajar mengandalikan. Daripada jadi alasan perkara di masa depan. Namanya juga belajar. Ya pasti susah susah dulu. Namanya juga belajar tahu malu. Ya pasti harus pintar pintar sabar sabar. Ya juga jangan harap yang lain tahu. Karena ini namanya belajar tahu malu. Harus tenang. Harus elegan. Kalau nanti dipertengahan terasa sesak, wajar saja. Menghela saja. Nanti juga hilang sendiri. Sabar saja. Kalau sudah tahu malu, pasti sudah terbiasa.

Semoga cepat tahu malu.

February 07, 2013

Sadar


Terkadang biarkan saja apa yang kau suka bertahan pada biasa. Tak usah teralu dibuat ramai tak usah disengaja hebat tak usah dirangkai pujian. Hanya hal mu dan dirimu. Menjadi ruang lapang untuk bernafas. Lepas dari himpit. Merdeka dari sempit.
Sadar.

Terkadang memang menghujam tiap burung berkicau bawa berita dari seberang, tapi ada baiknya jika kau hanya dengarkan., hanya dengarkan. Hanya dengarkan. Cukup mengangguk, itu pun jika perlu. Tak usah berkutat jauh pada irama suasana, riuh rendah suara, atau paling berbahaya larut dalam selisik pikiranmu. Awas. Karena pada dasarnya, hembusan palung pikiran adalah racun penyebab bala. 
Sadar. 
Cukup buka hati. Ingat, tiap detak miliki hidupnya sendiri, begitupula kau. Tuhan sudah berkehendak. Tak pada yang perlu dirisaukan. Karena risau hanya mereka yang punya. Kau hanya tinggal berjalan. 
Berjalan.
Sadar.

Have you ever felt that the space is getting smaller and you just don’t know what to do? All you know is just you just need to scream out loud with no one can hear it, for you know it is the sign of your flaw, then you tend not to show so. However, things would become so much more irritating if you just can “bare your soul”. Hence, you just hold your tongue, and breathe. Inhaling and exhaling. Hope that your body and your mind speak more than your emotion, and lead it to the edge then be cast away somehow. Holding your emotion is helpful at times. You feel calm, but occasionally since you’re just holding it, there is a possibility that it’d be gone. It could be back somehow, with a greater tense. Your head is just scrambled. You can barely breathe. You have no control of your body, especially your mouth and your hands, and your feet. That holding tongue? Well, we’d be better not to mention it. It’s gone. This is what we called The Roller-coaster Effect. In my case, it does happen a lot. Like it or not, when it comes, I have to do all of my efforts to enlarge, expand, and swell the space. The space in mind. Inhaling, exhaling, or crying if it’s necessary. If it still doesn’t help. I’d better go, or cry, or write, or go, or sing, or scream, or—actually I still haven’t got the way how. Screw my self, I’d better be off.