November 12, 2014

Surat Untuk Gadis

Hai Gadis,
Apa kabar? Sudah lama tak jumpa dan mengobrol seperti biasa. Lama sekali. Waktu sungguh cepat berlalu, ia tak lagi merangkak seperti masa muda dulu. Ia sekarang lebih kekar dan lincah, sudah mampu melaju pesat, berlari tanpa tengok kanan kiri.

Apa kabar, Gadis? Rindu rasanya tak berbincang. Membahas hal hal sepele yang seenak jidat masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Mencibir kejadian yang sebenarnya lumrah mampir di pagi hari. Mencaci siang karena panas nya matahari. Mengutuk malam yang selalu datang bersamaan gelap. Atau menerawang bodoh tentang masa depan. Apa dan jadi apa. Mengapa dan jawabannya. Tak perlu ada fakta. Tak perlu serius. Karena hidup adalah apa adanya.

Hidup di sini cukup berbeda, Gadis. Tak tahu bagaimana hidup mu di sana. Di sini, semua berlarian, semua berkejaran. Dengan orang lain, diri sendiri, dan waktu. Iya. Waktu yang semakin dewasa. Semua nya berkompetisi. Tinggal saya di sini yang mulai kebingungan. Tertatih tatih mencari celah. Ingin sekali rasanya saya juga ikut berlari. Berlari mengejar atau berlari menginggalkan mereka. Rasanya mereka tak pernah berhenti, Dis. Ada yang pernah bilang bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang selalu jalan—berlari—ke depan. Tanpa menoleh ke belakang. Lurus. Fokus. Apa iya, Dis? Apa benar? Saya pernah kali melakukan nya, terus lurus ke depan. Tapi mungkin pertanyaannya, apa saya benar benar lurus fokus? Atau sebenarnya saya tidak berlari seperti mereka namun saya hanya berjalan? Berjalan melewati hari? Apa saya salah berjalan dan tidak berlari seperti yang lain? kenapa saya merasa bersalah karena tidak ikut berlari?

Saya mulai letih, Gadis. Entah karena saya letih untuk berlari lagi atau saya mulai letih berjalan kaki.

Begitulah, Dis. Sekarang kehidupan mulai lain, ya? Hidup bukan lagi sekedarnya. Banyak yang bilang hidup itu harus bermakna. Yang mana sih yang bermakna? Sampai sekarang saya pun masih belum tahu jawabannya. Masih belum paham. Mungkin ini sebabnya saya rindu kamu, Gadis. Kapan lagi kita berbincang?



No comments:

Post a Comment