August 22, 2012

Kita dan Orang Tua


Ini cerita dari pikiran sederhana saya yang mudah saja terlintas di benak ketika saya sedang berada di dalam bus.

Saat itu pagi hari, matahari bersinar terang, seperti biasanya
Hiruk pikuk kota yang ramai, seperti biasanya
Asap dan debu kendaraan motor khas kota industri, seperti biasanya
Saya dan ransel saya siap menuju ke kota realita, seperti biasanya
Bus merah besar jurusan Ps. Rebo, seperti biasanya
Penumpang-penumpang yang kebanyakan tertidur, seperti biasanya

Namun, ada satu pemandangan yang terlihat berbeda di mata saya pada saat itu.

Ada seorang ibu yang sedang memangku anaknya yang masih bayi.
Bayi yang masih kecil,
Bayi yang belum tumbuh rambutnya.
Masih gundul.

Ibu itu bukan hanya sekedar memangku, tapi mengajaknya bermain
Bermain kata,
Bernyanyi
Membuat bayi terus tertawa dan melupakan penatnya perjalanan bus
Memberikan nya susu, ketika si bayi gundul menangis karena haus
Ketika bayi gundul itu mulai merasa tak nyaman,
Berganti si ibu menyanyi
Menidurkan si bayi gundul di pangkuannya.

Pertanyaannya,
Apakah si bayi yang nantinya dewasa akan berlaku demikian kepada ibu nya yang menua?
Kepada ibu nya yang mungkin saja mulai kehilangan helai-helai rambut indahnya?
Kepada ibunya yang mungkin saja berubah gundul?

Apa iya nanti si anak akan tetap menjaga ibu nya di usia senja nya?
Apa iya si anak akan tetap sabar mengajak ibu nya berbicara dalam kealpaannya berkomunikasi?
Apa iya si anak nanti menyanyikan lagu pengantar tidur?
Apa iya nanti si anak menenangkan ibu nya?

Lalu saya berkaca,
Mengingat orangtua saya,



We are too busy growing up, then forget our parents are growing old.

No comments:

Post a Comment