January 01, 2013

Dialog Januari-Januari


Januari

I’m not that into him kok”
”Haha, orang juga tau lah nis, lo gimana, Adi gimana. Udah ah, gue cabut dulu ya. Daaah,”

Selalu semudah itu dia datang dan pergi, semaunya. Tinggal Nisa yang merasa kosong setelahnya. Rasa penuh yang sementara, lalu lenyap tak bersisa.

Februari

“Mbak, apaan tuh?”
“Coklat. Buat suami gue.”
“Ah elo, udah tua juga kelakuan masih aja kaya abege pacaran hahaha.”
“Heh, ini anak. Ya gapapa dong, namanya juga Valentine’s day. Sah sah aja lah. Lo aja sirik ga ada yang lo kasih coklat. Woooooooo….”
“Yeee ngapain juga gue kasih coklat ke orang.”
“Iya lah, mau ngasih gimana. Kelamaan jomblo sih lo. Makanya, cepetan punya pacar, ga usah nungguin yang ga dateng lah.”

Dua kata. Kalah. Telak.

Maret

”Ciiiieeeee Niiisaaaaaa......udah ada yang baru aja tuh. Kenalin dong kenalin sini! tiba-tiba ke kantor bawa yang bening gini. Siapa namanya hah? Siapa? Nicholas? Apa Bruce? Apa James? Hahahaha”
“Heh sembarangan lo! Bukan siapa siapa, ini temen kampus dulu. Kenalin, Pras. Pras ini Meli, itu Mbak Nunik, itu yang lo dudukin kursi nya Mas Arif, orangnya lagi keluar kayanya.
Mel, Pras ini yang bakal bantuin kita buat agenda CSR ke panti asuhan bulan depan”
”Pras.”
”Oooh muka bule gini namanya Pras? Hihihi lucu yaa. Pras, udah kenal Nisa dari lama ya? Udah, kalian jadian aja, kayanya pas deh. Kamu tipe Nisa banget tuh. Hahahaha.”
”Oh gitu, mbak? Wah, doain aja ya mbak. Insya Allah deh saya nanti make move hehehe.”
“Ya kali, Praaas…apaan sih.”
“Hahaha, jangan malu-malu kucing gitu lah, Nis. Sampe merah gitu muka lo.”
”Doain aja ya mba, hahaha”
“Ah mulai aneh aneh deh lo,Pras”

Nisa hanya mampu menggelengkan kepala akibat ulah Meli dan gurauan Pras yang membuat jantung Nisa berhenti berdegup sepersekianmilisekon.

April

“Mas Praaaaassss!!!!!!”
“Hey!! Apa kabar apa kabar? Duh udah berat ya kamu sekarang, pegel aku gendong kamu hahaha. Eh apa ini?”
”Kue bolu kukus, dari kakak itu.”
”Oooh, iya iya.”
”Enak tau mas, mau ga? Nih buat mas,”
“Eeeh ga usah, buat kamu a…..”
”Hihi masuk mulut mas Pras deh, enak ya mas.”
“Hmmmmm..he eh he eh..”
“Kakak nya cantik baik lagi mas—iih Mas kok diabisin siih kue akuuuuuuuu!!!!”

Mei

“Pras, lo tuh ngerti jalan ga sih?”
”Ngerti lah, Bandung sih daerah jajahan gue, Nis.”
”Ah gila lo, udah daritadi nih kita muter muter di jalan ini aja. Tanya orang deh. Duh, ini dimana sih?”
”Hahaha panik banget sih lo. Sebenernyaaa.....gue sok sok bikin kita nyasar aja sih, Nis. Supaya bisa lama-lama jalan sama lo..cieeeee Praaaas hahahahaha,”

Nisa tersedak. Tak membalas. Berlagak tidak mendengar gurauan Pras yang mulai tak lucu.

Ga lucu, Pras. Beneran. Ga lucu.


Juni

”Nis, siang ini ada acara gak? Lunch bareng yuk, sekalian deh lo kan pengen beli buku buat anak anak panti lo.”
”Uuum, mau kemana dulu nih? Gue males juga kalo jauh jauh dari kantor,”
”Ga kok, paling sekitaran Mampang,”
”Oooh, gitu toh. Yaudah deh, Di, nanti gue kabarin lagi.”
”Okee, kabarin ya, soalnya kan gue pernah janji sama lo mau nunjukin tempat makannya.”
”Oh, oke oke Di, santai lah. Ga usah di-consider janji juga sih hahaha.”
”Eh serius Nis, sekalian jalan aja lah, lagian udah janji juga kan ke lo,”
”Ya ampun Adiiiii, santai aja sih kaku amat pake janji janji gitu segala,”
”Udaaah, pokoknya kita lunch bareng. Oke Anisa Lazuardi?”
”Ummm, okay I’ll text you later, then, Adi Kusuma Wicaksono.”

Lelaki itu berlalu setelah mengacungkan jempolnya. Nisa menghela nafas, lelaki itu tak ada lelahnya. Lalu teringat, ada janji yang harus dipenuhinya sore ini. Mengetik pesan, memilih nomor kontak, Prasetyo Soebrata. Mengirim. Terkirim.

Juli

Me:
Hey, you!                                                                                             21:32
Makasih traktiran bukaan nya, thanks udah nganterin balik :)           21:32
------------------------------------------------------------------------------------------
Prasetyo Soebrata:
Yup, nevermind. Kan tadi sekalian jalan balik haha                           22:45
-----------------------------------------------------------------------------------------
Me:
Tidur lo buruan. Jangan begadang. Nanti sakit aja                           22:45
Kan masih ada proyekan sekolah jalanan minggu abis lebaran        22:45
------------------------------------------------------------------------------------------
Prasetyo Soebrata:
Iya iya gue baru bikin agendanya nih                                                 23:01
Duh jadi enak diperhatiin sama neng geulis :3                                   23:01
-----------------------------------------------------------------------------------------
Me:
Hahaha iya dong enengnya kan khawatir sama abang                      23:04
Udah sana tidur pras                                                                          23:04
-----------------------------------------------------------------------------------------
Prasetyo Soebrata:
Ga janji ya neng, soalnya abang mau nonton bola dulu sekalian
saur                                                                                                     23:20
-----------------------------------------------------------------------------------------
Me:
Woooo dasar laki, yaudah sekalian bangunin gue saur ya pak          23:22
-----------------------------------------------------------------------------------------


Percakapan itu selesai, habis untuk malam itu. Dan jantung Nisa berdebar empat kali lipat tiap kali telefon selular nya berbunyi, tanda Pras membalas pesan singkatnya.


Agustus

Me:
Selamat idul fitri, Bung Prasetyo Soebrata!                                        6:45
Maaf lahir batiiin :)                                                                             6:45
-----------------------------------------------------------------------------------------
Prasetyo Soebrata:
Ooy, sama sama ya                                                                             10:17
Minal aidin walfaidzin. Sori ya nis gue suka becanda2                      10:17
Salam buat keluarga :)                                                                        10:17
------------------------------------------------------------------------------------------
Me:
Haha ya kali deh pras, keluarga gue kan ga kenal lo             10:20
Masa nanti gue bilang mama “ma, salam dari Pras, minal
aidin katanya” lah pasti emak gue bingung haha                               10:21
-----------------------------------------------------------------------------------------
Prasetyo Soebrata:
Loh ya ga bakal lah mama ngomong kaya gitu                                  10:21
*cie mama :p                                                                                      10:21
-----------------------------------------------------------------------------------------
Me:
Lah? Terus gimana deh                                                                      10:21
-----------------------------------------------------------------------------------------
Prasetyo Soebrata:
Pasti gini: ma, salam lebaran dari Pras. Oooooh Pras calon
menantu mama itu ya, suruh kesini makan ketupat bareng                10:23
hahahahaha                                                                                        10:23
------------------------------------------------------------------------------------------

Deg. Rasa nya itu detak jantung Nisa yang terakhir.


September

”Eh jadi gimana lo? Ga jadi jadi sih sama Pras?”
”Mel, apaan sih. Bahas aja terus.”
”Eh bulan syawal ini, bagus buat nikahan! Hahahha”
Sopo sing mau nikah, Mel?”
”Itu loh Mbak Nik, si Nisa, udah nemu gandengan tapi belom dijadiin haha capeeee deeehhh....”
”Lho? Iya Nis? Sama siapa toh? Pras Pras itu ya? Wah apik tenan loh kalian berdua itu, pantes. Kok belum dijadiin Nis?”
”Aduuuh Mbak Nunik, si Meli didengerin, ih ngawur dia Mbak.”
”Hahahaha doain aja tuh Mbak, aneh sih tuh berdua, ga ada yang mau maju. BBM-an bales nya tiap dua jam sekali. Si Nisa bingung jadinya Mbak sama si Pras. Udah sih, Nis. Jaman berubah, emansipasi wanita! Ngaku aja buruan!!!!”

Mbak Nunik tertawa. Meli, si biang kerok itu apalagi. Hanya tersenyum masam yang Nisa bisa lakukan, namun entah mengapa ujaran Meli berkali-kali menggema kecil di ujung benak nya.

Ngaku aja buruan. Ngaku aja buruan. Ngaku aja buruan.


Oktober

”Gue tuh kesel Nis sama Donny, dia tuh maunya apa. BBM-in gue tiap hari, gombal gombal ga penting bikin gue ser-seran, tapi mana? Ditembak apa ngaku apaan juga enggak. Cape Nis gue diginiiin. Anjir, berasa ganteng apa tuh anak ya? Berasa ga mau kehilangan fans? Gue? Fans nya gitu? Anjiiiiing itu cowo nyebelin banget. Kesel sampe seubun ubun tau ga sih lo Nis? Galau segalau galaunya gue. Mau nya tuh apa sih? Kalo emang he is not into me, ya ga usah kasih harepan gue lah. Kalo emang demen sama gue ya maju. Semaput tau gak sih. Nis, maaf lo gue cerewetin, gue cuma gatau mesti gimana lagi.”
“Sabar, Del.”
“Gue muak Nis, udah cukup lah hampir 3 bulan gue diginiin. Naik turun banget ga ada kejelasan. Gue sama Bilal aja lah, selama ini dia udah baik banget, usaha, jagain gue. Ga guna ngarepin orang yang ga jelas maunya apa dan ga usaha buat gue. Fix. Ga ada nama Donny lagi, biar mati aja itu anak.”
”Iya sayang, iya. Udahan ya nangis keselnya.”
”Okay, Nis. Thanks for caring and listening my stupid moaning yah. Makaasiiiiiiiiihhhhhh banget. You are such a nice person, semoga lo ga ngalamin kejadian kaya gue ya. Bye, Honey.”
Bye. Take care.”

Klik. Telfon akhirnya ditutup. Kepala Nisa berdenyut-denyut. Cerita Adel menyayat hati nya. Terasa teralu familiar. Bipbipbip. Telfon selular nya berbunyi. Ada pesan masuk. Pras?

From: Adi Kusuma Wicaksono

 I heard you are sick, are you okay?
Gue ke tempat lo ya, nis.
----------------------------------------------


November

“Nis, tuh udah ditungguin tuh. Cieee tukang ojek nya sekarang baru nih?”
”Mulai deh lo, Mel.”
”Hahaha, usaha nya oke banget loh, Nis. Udah sebulanan ini anter jemput lo terus. Pacar lo bukan sih? Eh si Pras apa kabar? Kok ga pernah keliatan lagi?”
            “Cabut ya, daaaaaaahhh……”
            “Eh, jangan main cabut aja lo, itu ada notes dari Mas Arif, katanya…….”

Nisa mempercepat langkah nya. Muak dengan Meli dan segala pertanyaannya tentang apa siapa dimana kemana. Apapun.


Desember      

”Gue serius sama lo, Nis. Selama ini ya gue usaha buat lo, buat gue, buat kita. Gue kepikiran lo terus.”
“……………”
“Gue sayang lo, Nis. Seriously.”
“……………”
“Nisa, izinin gue jagain lo terus ya.”

Jeda panjang. Otak Nisa malfungsi. Lidah kelu, mati. Menahan nafas bahkan tak berikan efek berarti.




Januari

Me:
Where?                                                                                    18:37
--------------------------------------------------------------------------------
Adi K. Wicaksono:
I think i’m gonna be late. The traffic is damn
horrible                                                                                   18:45
--------------------------------------------------------------------------------
Me:
Okay                                                                                        18:45
Just ping me when you arrive, ok?                                          18:45
Be careful, honey. I love you                                                   18:46
--------------------------------------------------------------------------------
Adi K. Wicaksono:
I will. Love you too                                                                  18:46  
---------------------------------------------------------------------------------


Januari

“Mas Pras, Mas Pras!! Itu kue nya kok ga dimakan? Biasanya mas suka makan kue itu. Buatan kakak cantik loh mas. Baru aja dikirim. Kok ga mau sih? Tumben.”
”Haha gapapa, kamu aja yang makan, mas udah kenyang.”
”Bener nih? Kue Mas Pras buat aku aja ya? Boleh ga?”
“Iya, ambil aja, Dek.”
“Asiiiiikkkkk!!!”

Pras hanya tersenyum simpul saat kue manis itu digenggam dan dibawa keluar kamar.

No comments:

Post a Comment