July 07, 2012

Filosofi Teh Poci


Kawan, pernahkah kau mnecicipi Teh Poci asli Tegal?
teh ini agak unik karena penyajiaanya seperti teh dengan gula batu di dalam gelasnya.
ya, di dalam gelasnya langsung.
bukan dari pocinya.
apa efeknya?
efek yang paling kentara adalah
teh akan terasa pahit, sepat, dan panas pada awalnya.
karena gula batu yang ada pada gelas belum larut sepenuhnya.
tapi, lama kelamaan, teh berubah manis dan segar seiring jalannya waktu.
mungkin ini filosofi yang sejalan,
bersusah-susah dahulu..
bersenang-senang kemudian.
dan jika kita perhatikan lagi,
tiap unsur dari teh poci mengandung filosofi hidup tertentu.
Gula Batu.
manis, bisa melambangkan kesenangan, impian, dan obsesi hidup.
Teh dalam Poci
pahit, sepet, dan panas, melambangkan kesulitan dan cobaan hidup.
kalau kita ingin manis (seluruh kesenangan), apakah kita bisa langsung memakan (hanya) gulabatu?
jika kita lakukan itu, niscaya gigi kita akan remuk seketika.
gula batu juga perlu diseduh dengan teh pahit nan panas agar bisa dinikmati dengan layak, bukan?
Begitu pula dengan “kesenangan hidup.”
kita akan lebih bisa menikmati nikmat yang kita punya (gula) saat kita pernah “diseduh” denagn panasnya hidup dan pahitnya keadaan (Teh Poci).
dan kita harus tahu,
Teh Poci tidak bisa langsung diminum langsung setelah diseduh..
kau tahu bagaimana rasa melepuh akan memenuhi lapisan kulitmu.
Begitu pula dengan “kebijaksanaan hidup.”
dia perlu waktu untuk terbentuk sempurna.
dia perlu manis dan pahitnya kehidupan,
ditambah waktu tepat untuk membentuk..
Terkadang, banyak orang berkata bahkan mengeluh
“Betapa sengsaranya hidup..”
Ingatlah, Kawan, Filosofi Poci..
Teh ini akan terasa sangat segar bila diminum pada waktunya.
Semua butuh waktu untuk terbentuk sempurna.
Rasakan prosesnya, wahai Kawan.
dan tunggu saat kau rasakan nikmatnya kehidupan.
Jangan kau kira hidup ini sengsara, Kawan.
Kau tahu?
“sengsara” adalah hidup selalu menuntut bahagia.

No comments:

Post a Comment